Pelatihan+Ahli+Juru+Ikat+Rigger+sertifikasi+BNSP
Ahli juru ikat/Rigger sertifikasi BNSP memang harus berkompeten, mengingat pekerjaan yang dilakukan tidak sembarangan

Pelatihan Juru Ikat/Rigger Sertifikasi BNSP

Posted on

Pelatihan+Ahli+Juru+Ikat+Rigger+sertifikasi+BNSP

Pelatihan Juru Ikat/Rigger Sertifikasi BNSP

Hai Sobat Winpro…Tahukah Anda bahwasanya penggunaan alat berat pesawat angkat atau yang biasa disebut sebagai crane tidak terlepas dari perang seorang Rigger atau juru ikat. Dia adalah tenaga kerja dengan kemampuan dan keterampilan khusus dalam hal pengikatan barang. Mengingat pekerjaan yang tidak bisa dianggap remeh, maka dari itu haruslah ahli juru ikat/rigger sertifikasi BNSP.

Namun sebelum itu, tahukah Anda apa kewajiban, kualifikasi yang dibutuhkan serta tujuan diadakannya pelatihan bagi juru ikat? Jika belum, menyimak pembahasan ini dari awal hingga akhir adalah pilihan yang tepat.

Kewajiban Ahli Juru Ikat/Rigger

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa rigger memang membantu kelancaran pengoperasian peralatan angkat. Alat-alat yang digunakan diantaranya adalah sling baik serat alam, rantai, serta baja ataupun sintetik.

Berbicara tentang tugas juru ikat atau rigger, terbilang cukup berat ya. Hal ini dikarenakan apabila ada kesalahan sedikit saja maka mengakibatkan kecelakaan yang membahayakan nyawa orang lain. Lalu apa saja sih tugas lengkapnya? Ini dia:

  1. Menjaga agar Tidak Terjadi Kesalahan

Tugas seorang rigger sebenarnya tidak bisa dianggap enteng, karena memiliki resiko yang cukup tinggi. Apabila terjadi kecelakaan kerja sedikit saja, maka akan merusak alat dan kemungkinan terparahnya melukai diri sendiri dan orang lain.

Tentunya dampak yang ditimbulkan adalah kematian dan bagi perusahaan mereka akan merasa dirugikan dalam hal materi, terlebih jika perusahaan tersebut bergerak di bidang industri minyak bumi dan gas.

Oleh karena itu diperlukan adanya pelatihan dan ahli juru ikat/rigger sertifikasi BNSP agar mengetahui prinsip K3 dalam bekerja dan memiliki tingkat kerjasama yang baik antar tim. Efek positifnya ia bisa bekerja secara profesional di lapangan secara pribadi ataupun tim.

  1. Mengetahui Beban yang Diangkat

Kewajiban nomor 2 ini bisa dibilang sangat penting, karena apabila rigger tidak mengetahui berapa beban yang diangkatnya kemudian disesuaikan dengan alat, maka akan menimbulkan kecelakaan kerja.

SKKNI merupakan singkatan dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia sudah memberikan beberapa panduan kepada Rigger dalam hal kegiatan pengangkatan beban. Seorang Rigger harus memperhatikan beban yang diangkat, kondisi beban dan identifikasi materi.

  1. Memilih Alat yang Tepat

Ketika Rigger sudah berhasil mengidentifikasi beban barang yang akan diangkat, maka kewajiban selanjutnya yang harus ia lakukan adalah memilih alat yang tepat untuk digunakan. Apakah hook, shackle, sling lengkap dengan teknik pengikatan apa yang akan digunakan.

Sling fungsinya untuk menahan gaya tarik dan memegang beban yang diangkat, biasanya ketika menggunakannya maka harus memperhatikan safe working load, breaking load, factor of safety dan rule of thumb.

Ahli juru ikat atau Rigger harus mengetahui jika penggunaan Wire Rope sling alam digunakan dalam penggunaan alat berat crane. Kelebihannya adalah memiliki kekuatan yang besar dengan berat minimum dan fleksibel.

Selain itu ia tidak akan cepat aus seperti serat alam atau sintetis karena tidak terdapat sambungan yang lemah seperti rantai. Wire rope menggunakan rangkaian paralel agar beban bisa ditahan sehingga bisa aman untuk digunakan. Ini adalah poin penting yang harus dipahami oleh ahli juru ikat/rigger sertifikasi BNSP.

  1. Melakukan Cek Rutin Terhadap Kondisi Pengikatan

Seorang Rigger juga harus melakukan cek rutin terhadap kondisi pengikatan. Ia harus memastikan apakah sudah aman atau justru ada yang tidak beres. Selain itu alat bantu angkat yang digunakan juga harus diperiksa secara keseluruhan.

Biasanya perusahaan akan memberikan form khusus untuk cek kondisi sebagai patokan dan agar pasti jika alat berat tersebut tidak membahayakan dan mampu menjalankan fungsinya secara baik dan benar.

  1. Merawat Alat Bantu Angkat

Sebenarnya masing-masing perusahaan sudah memiliki teknisi pada setiap bagian. Namun semua itu tidak akan berjalan lancar atau menjadi lebih berat jika tidak dibantu oleh Rigger dalam perawatan alat bantu angkat.

Apabila ditemukan sesuatu yang cukup memprihatinkan dan tidak bisa diatasi secara mandiri, maka barulah Rigger melapor ke bagian teknisi untuk diambil kebijakan sesuai dengan SOP perusahaan.

Namun bukan berarti teknisi lepas tangan ya, ia akan tetap memantau secara rutin. Tugas Rigger hanyalah membantu hal yang ringan dan bisa diatasi saat itu juga. Sampai sini apakah sudah bisa dipahami?

  1. Mematuhi Peraturan dan Melakukan Tindakan Pengamanan

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwasanya ada standar khusus atau pedoman yang harus dilakukan oleh seorang juru ikat. Apalagi jika ia sudah bersertifikasi dari BNSP, maka seharusnya lebih paham dan patuh terhadap aturan yang sudah ditetapkan.

Khususnya dalam hal tindakan pengamanan. Perlu dilakukan secara lebih detail, jangan sampai karena satu kesalahan merugikan diri sendiri, orang lain dan perusahaan.

  1. Mengisi Buku Kerja dan Membuat Laporan Harian

Seorang juru ikat juga berkewajiban dalam menulis laporan harian. Oleh karena itu, diperlukan keahlian administratif yang cukup baik agar bisa meneruskan pekerjaan apa yang sudah dilakukan hari itu terhadap atasan.

Jadi itu dia beberapa kewajiban yang harus dilakukan oleh ahli juru ikat/rigger sertifikasi BNSP. Kenapa harus sertifikasi? Karena perusahaan tidak mau mengambil resiko mempekerjakan seseorang yang belum berpengalaman.

Kualifikasi yang Dibutuhkan Menjadi Juru Ikat/Rigger

Ada beberapa kualifikasi atau persyaratan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang juru ikat atau Rigger. Berikut ini adalah menurut Peraturan Menteri PER.09/MEN/VII/2010, yang mana seorang Rigger harus:

  1. Sekurang-kurangnya berpendidikan SLTP/Sederajat. Pendidikan memang tidak terlalu dipandang penting dalam pekerjaan ini, karena yang dibutuhkan adalah tenaga. Namun tetap harus bisa membaca dan menulis karena perlu menulis laporan untuk atasan.
  2. Berpengalaman sekurang-kurangnya 1 tahun di bidangnya. Nah perusahaan akan lebih menerima siapa saja yang sudah bersertifikat BNSP karena sama dengan ia telah menuntaskan pendidikan khusus juru ikat.
  3. Berbadan sehat menurut keterangan dokter, dikarenakan pekerjaan yang akan dilakukan adalah berat, maka ia harus sehat tanpa kekurangan sedikitpun. Dibuktikan dengan surat yang dikeluarkan oleh dokter RS setempat.
  4. Umur sekurang-kurangnya 19 tahun, kenapa demikian? karena pekerjaan yang dilakukan adalah berat, maka tidak bisa dilakukan oleh anak-anak.
  5. Memiliki lisensi K3 dan buku kerja. Nah ini sangat penting, karena harus senantiasa menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Bagaimana apakah kualifikasi di atas sesuai dengan Anda? Jika iya, segera daftar ke perusahaan yang diinginkan ya!

Tujuan Diadakannya Pelatihan Ahli Juru Ikat/Rigger Sertifikasi BNSP

Sebenarnya apa sih dilakukan pelatihan untuk membentuk ahli juru ikat/rigger sertifikasi BNSP, diantaranya adalah:

  1. Membantu terpenuhinya kebutuhan tenaga juru ikat yang berkompeten dan mampu melaksanakan semua pekerjaannya dengan lancar, serta mengedepankan sikap kerja yang handal, pengetahuan dan keterampilan.
  2. Peserta memiliki tingkat kualifikasi jabatan sesuai dengan keluasan pengetahuan, kedalaman, tanggung jawab, wewenang dan keterampilannya.
  3. Memberikan pengetahuan tentang uji kompetensi sertifikasi seorang Rigger sesuai dengan tingkatan yang disyaratkan.
  4. Mempersiapkan peserta agar memiliki sertifikasi yang resmi.

Ahli juru ikat/Rigger sertifikasi BNSP memang harus berkompeten, mengingat pekerjaan yang dilakukan tidak sembarangan, membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan lain sebagainya. Jadi, apakah Anda berminat?. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *