Pelatihan Petugas K3 Konstruksi Sertifikasi BNSP
Kegiatan konstruksi merupakan aspek utama dalam proyek pembangunan. Namun, hal ini kerap disepelekan dengan banyaknya petugas konstruksi yang tidak sesuai standar dan menyebabkan banyak masalah. Untuk itu, diperlukan Petugas K3 Konstruksi sertifikasi BNSP berkualitas.
Minimnya kepedulian terhadap hal ini membuat angka kecelakaan kerja pada kegiatan konstruksi semakin meroket. Bagaimana sebenarnya kondisi dunia konstruksi? Kualitas seperti apa yang dibutuhkan pada Petugas K3 Konstruksi? Kami telah menyiapkan pembahasannya untuk Anda.
Kondisi Dunia Konstruksi yang Penuh Risiko
Sebuah bangunan yang megah atau gedung pencakar langit yang menjulang tinggi tidak hadir begitu saja. Di balik semua itu, ada tangan-tangan dari petugas K3 Konstruksi yang handal dalam membangun gedung tersebut.
Bahkan bukan hanya tenaga yang mereka kerahkan, tapi terkadang nyawa menjadi taruhannya. Hal ini sejalan dengan fakta bahwa, angka kecelakaan di bidang konstruksi selalu lebih tinggi daripada bidang lainnya.
Fakta ini tentunya menjadi momok tersendiri bagi para petugas K3 Konstruksi dalam menjalani pekerjaannya. Sementara pada dunia konstruksi, tingkat keselamatan haruslah menjadi prioritas demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan.
Dengan kondisi seperti ini, sudah sepatutnya perusahaan penyedia jasa konstruksi memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan pekerjanya, dengan membekali para petugas K3 Konstruksi dengan ilmu K3 yang baik serta teruji dengan sertifikasi BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi).
Lantas, risiko apa saja yang kerap mengancam keselamatan para petugas K3 Konstruksi? Risiko-risiko tersebut di antaranya adalah:
1. Jatuh dari Ketinggian
Menurut sebuah survei, risiko paling tinggi pada sebuah kegiatan konstruksi yang kerap menimpa para petugas K3 Konstruksi adalah risiko jatuh dari ketinggian.
Hal ini kerap terjadi karena minimnya ilmu yang dimiliki petugas K3 Konstruksi mengenai keselamatan kerja. Hal tersebut diperburuk dengan perlengkapan keamanan yang dikenakan oleh petugas tidak memenuhi standar.
Bahkan parahnya lagi bahkan banyak petugas konstruksi yang tidak mengenakan atribut pengaman saat melakukan kegiatan pada ketinggian.
2. Tertimpa Benda Jatuh
Kecelakaan kerja yang kerap terjadi pada kegiatan konstruksi selanjutnya adalah tertimpa benda jatuh. Faktor yang menjadi penyebab kecelakaan ini antara lain:
- Petugas berdiri di area terlarang yaitu di bawah peralatan loading.
- Tidak menjaga jarak aman antar pekerja.
- Kurangnya rasa disiplin dalam menerapkan standar keselamatan salah satunya dalam hal pemakaian pelindung kepala.
3. Kecelakaan Kendaraan Bermotor
Jenis kecelakaan kerja yang terakhir yaitu kecelakaan kendaraan bermotor. Hal ini terjadi karena dua hal, pertama dari faktor petugas operator kendaraan bermotor seperti crane, yang kurang mampu dalam mengoperasikan kendaraan tersebut sehingga membahayakan petugas lainnya.
Sedangkan faktor kedua adalah kelalaian dari petugas K3 Konstruksi yang berada terlalu dekat dengan kendaraan bermotor yang sedang beroperasi tersebut.
Meminimalkan Kecelakaan Kerja Pada Kegiatan Konstruksi
Ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan sebagai langkah antisipasi dan untuk meminimalisir kecelakaan kerja. Langkah-langkah pencegahan antara lain:
- Pembuatan landasan yang kuat dan tidak licin sebagai tempat berpijak bagi pekerja yang berkegiatan di ketinggian.
- Perlebar jalan setapak pada area ketinggian untuk meminimalkan risiko terjatuh.
- Membuat pagar pada pinggiran pada area ketinggian.
- Memasang atribut atau tanda-tanda area berbahaya agar di jauhi oleh petugas lainnya.
- Selalu mengenakan Helm dan atribut keselamatan lainnya.
Kunci Utama Keselamatan Kerja
Selain langkah-langkah pencegahan yang telah disebutkan, kunci utama pada keselamatan kerja pada kegiatan konstruksi adalah kesadaran dari pihak perusahaan penyedia jasa konstruksi dan kualitas SDM sebagai petugas K3 Konstruksi.
Sebuah proyek konstruksi dapat jauh dari kecelakaan kerja jika perusahaan penyedia jasa konstruksi sadar betul akan pentingnya keselamatan dari para petugas K3 Konstruksi.
Untuk itu, penyedia jasa konstruksi sudah seharusnya merekrut Petugas K3 Konstruksi Sertifikasi BNSP dan menyertifikasi para pekerja yang belum mendapatkan sertifikasi ini.
Selain itu, kelengkapan atribut keselamatan dan keamanan juga harus selalu dicek dan diperbarui untuk memastikan kelayakannya.
Mengapa Diperlukan Petugas K3 Konstruksi Sertifikasi BNSP?
Setiap profesi memiliki ilmunya masing-masing. Terlebih pada bidang Konstruksi yang penuh risiko, kurangnya ilmu terhadap profesi yang dijalani akan membawa berbagai masalah. Salah satu jalan untuk memperoleh ilmu mengenai K3 Konstruksi adalah dengan mengikuti sertifikasi BNSP.
BNSP sendiri merupakan Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang merupakan badan resmi, untuk melatih Ahli Muda K3 Konstruksi pada berbagai posisi atau jabatan dengan standar kompetensi internasional dan pelatih serta penguji profesional.
Pelatih akan memberi pelatihan seputar manajemen Konstruksi dan pengetahuan lengkap mengenai standar K3 (Keselamatan dan kesehatan kerja) di bidang Konstruksi.
Petugas K3 Konstruksi yang mengikuti sertifikasi BNSP akan melalui proses pelatihan dan uji kompetensi selama kurang lebih 4 hari. Pada masa tersebut petugas K3 Konstruksi akan dibekali dengan pengetahuan seputar bidang Konstruksi secara mendalam, di antaranya:
- UU, Standar dan Aturan K3
- UU Jasa Konstruksi yang berkaitan dengan K3 Konstruksi
- Pengetahuan Jasa Konstruksi
- Pengetahuan Dasar K3
- Manajemen dan Administrasi K3
- K3 Pekerjaan Konstruksi
- Manajemen Lingkungan
- K3 Peralatan Konstruksi
- K3 Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
- K3 Pesawat Angkat
- K3 Perancah & Tangga
- Sistem Pemadam Kebakaran
- Kesiagaan dan Sistem Tanggap Darurat
- Dan lain sebagainya
Semua ilmu yang didapat dari pelatihan tentu sangat penting dan dapat diimplementasikan saat bekerja. Semua hal ini tentu akan sangat mengurangi angka kecelakaan kerja pada kegiatan konstruksi.
Bukan hanya itu setelah pelatihan, peserta sertifikasi BNSP akan mengikuti uji kompetensi untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan pengetahuan yang peserta miliki.
Didukung dengan tenaga profesional yang bertugas sebagai pelatih dan penguji, tentunya peserta yang berhasil mendapat sertifikasi BNSP ini telah teruji memenuhi standar kualitas seorang Petugas K3 Konstruksi yang baik.
Bagaimana Cara Mendapatkan Sertifikasi BNSP?
Bagi Anda seorang Petugas K3 Konstruksi yang belum mendapatkan Sertifikasi BNSP atau bagi perusahaan yang ingin menyertifikasi karyawannya, dapat mendaftarkan diri ke Lembaga Sertifikasi Profesi ( LSP ) resmi yang telah diakreditasi atau diakui oleh BNSP.
Biasanya LSP terkait akan menunjuk TUK (Tempat Uji Kompetensi) sebagai tempat pelatihan dan uji kompetensi bagi para peserta.
Adapun syarat umum dari pendaftaran peserta sertifikasi BNSP antara lain:
- Pendidikan Min D3 (Semua Jurusan) yang telah memiliki Sertifikat Ahli Muda K3 Konstruksi Kemnaker RI.
- Bagi yang belum memiliki sertifikat Ahli Muda K3 Konstruksi dari Kemnaker RI, maka harus mengikuti pelatihan tambahan.
- Lulusan S1/D4 Teknik, lulusan D4/S1 Program Studi K3.
- Tenaga Kerja pada jabatan Ahli Muda K3 Konstruksi (Construction Safety Technision), yang memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun secara berkelanjutan, dengan pendidikan minimal D3 Teknik.
Itulah pembahasan seputar tugas penting Petugas K3 Konstruksi sertifikasi BNSP pada kegiatan konstruksi. Tentunya informasi ini bermanfaat dan dapat digunakan untuk kemajuan dan perbaikan dalam dunia konstruksi guna mewujudkan keselamatan bagi para pekerjanya dan kesuksesan bagi pembangunan.